BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Filsafat merupakan suatu induk ilmu pengetahuan, yang berarti mencari hakikat sesuatu sedalam-dalamnya atau berfikir tentang sesuatu dengan seluas-luasnya sampai berpijak pada kebenaran yang terdalam.
Banyak terdapat cabang dalam filsafat, diantaranya ada filsafat Islam, filsafat Ilmu, filsafat pengetahuan maupun yang lain. Pada makalah ini kami akan membahas tentang filsafat Islam, yakni tentang salah satu filosufnya “Ibnu Bajjah”.
2. Rumusan Masalah
Kajian tentang para filosuf dan pemikiran-pemikirannya sangatlah luas. Namun dalam makalah ini kami membatasi pembahasan kami pada:
1. Biografi Ibnu Bajjah
2. Karya-karya Ibnu Bajjah
3. Pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah
3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Islam
2. diharapkan mahasiswa mengetahui biografi Ibnu Bajjah
3. diharapkan mahasiswa mengetahui karya-karya Ibnu Bajjah
4. diharapkan mahasiswa mengetahui pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Biografi Ibnu Bajjah
Nama
asli Ibnu Bajjah adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Yahya al-Sha’igh. Di dunia barat
ia terkenal dengan sebutan Avempace. Dia berasal dari keluarga al-Tujib, maka
ia terkenal dengan sebutan al-Tujibi. Ibnu Bajjah lahir pada abad 11 M atau
abad V H. di kota
Sarragosa dan sampai besar. Dia dapat menyelesaikan jenjang kuliah di
akademisnya juga di kota
itu. Maka ketika pergi ke Granada,
dia telah menjadi seorang sarjana bahasa dan sastra Arab dan dapat menguasai
dua belas macam ilmu pengetahuan.
Para
ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan luas dan mampu
dalam berbagai ilmu. Fath ibnu Khayan yang telah menuduh Ibnu Bajjah sebagai
ahli bid’ah dan mengecam pedas dalam karyanya (Qawa’id al-Iqyan) pun mengakui
kekuasaan ilmu pengetahuannya dan tidak pernah meragukan kepandaiannya. Ibnu
Bajjah menguasai sastra, tata bahasa, dan filsafat kuno. Oleh tokoh-tokoh
sezamannya, Ibnu Bajjah disejajarkan dengan al-Syam al-Rais Ibnu Sina. Ibnu
Bajjah (wafat 533 H/ 1138 M).
B. Hasil karya Ibnu Bajjah
Beberapa
karya Ibnu Bajjah adalah:
- Filsafat al-Wada’, berisi tentang ilmu pengobatan
- tardiyyan, berisi tentang syair pujian
- kitab an-Nafs, berisi tentang catatan dan pendahuluan dalam bahasa Arab
- tadbir al-Mutawahhid, rezim satu orang
- risalah-risalah Ibnu Bajjah yang berisi tentang penjelasan atas risalah-risalah al-Farabi dalam masalah logika.
- karya-karya yang disunting oleh Asin Palacis dengan terjemahan bahasa Spanyol dan catatan-catatan yang diperlukan:
a.
Kitab al-Nabat,
al-Andalus jilid V, 1940
b.
Risalah Ittishal al-Aql
bil insan, al-Andalus, jilid VII, 1942
c.
Risalah al-Wada’,
al-Andalus, jilid VIII, 1943
- majalah al-Majama’ al-Ilm al-Arabi
C.
Ajaran Filsafat Ibnu Bajjah
- Epistemologi
Manusia
mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan akal fa’al atas bantuan ilmu dan
pertumbuhan kekuasaan insaniah, bila ia telah bersih dari kerendahan dan
keburukan masyarakat. Masyarakat bisa melumpuhkan daya kemampuan berpikir
perseorangan dan menghalanginya untuk mencapai kesempurnaan.
Pengetahuan
yang didapatkan lewat akal, akan membangun kepribadian seseorang. Akal
mendapatkan obyek-obyek pengetahuan yang disebut hal-hal yang dapat diserap
dari unsur imajinatif, dan memberikan sejumlah obyek pengetahuan lain kepada
unsur imajinatif. Hal yang paling mencengangkan pada unsur imajinatif adalah
keterhubungan dengan wahyu dan ramalan.
Ibnu
Bajjah juga menandaskan bahwa Tuhan memanifestasikan pengetahuan dan perbuatan
kepada makhluk-makhlukNya. Metode yang diajukan Ibnu Bajjah adalah perpaduan
perasaan dan akal. Dalam masalah pengetahuan fakta, ia mempergunakan metode
rasional-empiris, tetapi mengenai kebenaran akan keberadaan Tuhan ia
mempergunakan filsafat. Kebenaran itu sendiri dapat diperoleh manusia apabila
manusia menyendiri (uzlah).
Menurut
Ibnu Bajjah akal memiliki dua fungsi yaitu memberikan imaji obyek yang akan
diciptakan kepada unsur imajinasi dan memiliki obyek yang dibuat di luar ruh
dengan menggerakkan organ-organ tubuh.
- Metafisika
Menurut
Ibnu Bajjah segala yang wujud terbagi dua: bergerak dan tidak bergerak. Yang
bergerak itu adalah materi yang sifatnya terbatas dan sebab gerakannya berasal
dari kekuatan yang tidak terbatas, yaitu akal. Untuk mencapai kedekatan dengan
Tuhan, Ibnu Bajjah menganjurkan untuk melakukan tiga hal, yaitu: (1) membuat
lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakanNya (2) membuat organ-organ
tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasan hati (3) menghindari segala yang
membuat kita lalai mengingat Tuhan.
- Moral
Ibnu
Bajjah mengelompokkan perbuatan manusia kepada perbuatan hewani dan perbuatan
manusiawi. Perbuatan hewani adalah perbuatan yang didorong oleh motif naluri
atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Sedangkan perbuatan manusiawi
adalah perbuatan yang didasarkan akal budi, timbul karena adanya pemikiran yang
lurus. Dalam upaya mencari klasifikasi, apakah suatu perbuatan itu bersifat
hewani atau manusiawi, perlulah memiliki spekulasi disamping kemauan. Dari
sifat spekulasi dan kemauan ini kemudian Ibnu Bajjah membagi kebajikan menjadi
dua jenis yakni kebajikan formal dan kebajikan spekulatif. Kebajikan formal
merupakan sifat yang dibawa sejak lahir tanpa adanya pengaruh kemauan atau
spekulasi. Sedangkan kebajikan spekulatif didasarkan pada kemauan bebas dan
spekulasi.
Menurut
Ibnu Bajjah, hanya orang yang bekerja di bawah pengaruh pikiran dan keadilan
semata-mata, dan tidak ada hubungannya dengan segi hewani padanya, itu saja
yang bisa dihargai perbuatannya dan bisa disebut orang langit. Jika segi hewani
tunduk kepada ketinggian segi kemanusiaan, maka seseorang menjadi manusia
dengan tidak ada kekurangannya karena kekurangan ini timbul disebabkan
ketundukannya kepada naluri.
- Jiwa
Pembahasan
terhadap jiwa, Ibnu Bajjah mendasarkan kepada fisika. Jiwa dianggap sebagai
pernyataan pertama dalam tubuh alamiah dan teratur yang bersifat nutritif
(mengandung zat-zat untuk badan), sensitif (kepekaan), dan imajinatif
(rasional). Jiwa yang berhasrat itu terdiri dari tiga unsur yaitu: hasrat
imajinatif, hasrat menengah, dan hasrat berbicara. Jiwa yang berhasrat
menghendaki suatu obyek yang kekal. Kehendak ini disebut kesenangan dan
tiadanya kehendak merupakan kejemuan dan kesakitan. Kehendak bukan merupakan
suatu yang dimiliki oleh manusia. Siapapun yang bertindak sesuatu atas dasar
kehendak dianggap telah bertindak atas dasar gagasan-gagasan.
- Politik
Dia
menerima pendapat al-Farabi yang membagi negara menjadi negara sempurna dan
negara tidak sempurna. Dia juga setuju dengan al-Farabi yang beranggapan bahwa
individu yang berbeda dari sebuah bangsa memiliki watak yang berbeda pula,
sebagian mereka lebih suka memerintah dan sebagian lain lebih suka diperintah.
Tapi Ibnu Bajjah memberikan tambahan bahwasanya seorang mutawahhid sekalipun,
harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi hendaklah seseorang
mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke
dalam arus perbuatan rendah masyarakat.
Dalam
Risalah al-Wada’ Ibnu Bajjah memberikan dua fungsi alternatif negara: (1) untuk
menilai perbuatan rakyat guna membimbing mereka mencapai tujuan yang mereka
inginkan (2) merancang cara-cara mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam sistem
al-Farabi dan Ibnu Bajjah, konstitusi harus disusun oleh Kepala Negara.
- Tasawuf
Ibnu
Bajjah mengagumi al-Ghazali dan menyatakan bahwa metode al-Ghazali memampukan
orang memperoleh pengetahuan tentang Tuhan, dan bahwa metode ini didasarkan
pada ajaran-ajaran Nabi suci. Sang Sufi menerima cahaya di dalam hatinya.
Ibnu
Bajjah menjunjung tinggi para wali Allah (Auliya’ Allah) dan menempatkan mereka
di bawah para Nabi. Menurutnya, sebagian orang dikuasai oleh keinginan
jasmaniyah belaka, mereka berada di tingkat paling bawah, dan sebagian lagi
dikuasai oleh spiritualitas, kelompok ini sangat langka.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat
merupakan suatu induk ilmu pengetahuan. Banyak terdapat cabang dalam filsafat,
diantaranya ada filsafat Islam, filsafat Ilmu, filsafat pengetahuan maupun yang
lain. Pada makalah ini kami membahas tentang filsafat Islam, yakni tentang
salah satu filosufnya “Ibnu Bajjah”, yang meliputi biografi, karya-karya, serta
pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah.
Ibnu
Bajjah
berasal dari keluarga al-Tujib. Dia lahir pada abad 11 M di kota
Sarragosa. Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang
berpengetahuan luas dan mampu dalam berbagai ilmu. Dia menguasai sastra,
tata
bahasa, dan filsafat kuno. Ketika hidupnya, dia telah membuat beberapa
karya
yang penting.
Pemikiran-pemikirannya
anatara lain adalah:
-
Kebenaran dapat
diperoleh manusia apabila manusia menyendiri (uzlah).
-
Segala yang wujud
terbagi dua yakni bergerak dan tidak bergerak.
-
Perbuatan manusia
dikelompokan kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi.
-
Jiwa yang berhasrat itu
terdiri dari tiga unsur yaitu: hasrat imajinatif, hasrat menengah, dan hasrat
berbicara.
-
Seorang mutawahhid
harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi hendaklah seseorang
mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke
dalam arus perbuatan rendah masyarakat.
-
Sebagian orang dikuasai
oleh keinginan jasmaniyah belaka, mereka berada di tingkat paling bawah, dan
sebagian lagi dikuasai oleh spiritualitas.
B. Saran
Setelah
mahasiswa mengetahui dan memahami pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah, hendaknya
mahasiswa mampu mengambil sebagian pemikiran yang relevan dengan keadaan
sekarang agar bisa dijadikan sebagai spirit untuk maju.
from :http://makalahtugasku.blogspot.com/
Comments
Post a Comment