Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
            Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu proses yang panjang. Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring dengan munculnya peradaban-peradaban yang ada di dunia. Bahkan pemikiran tersebut mulai tampak sejak zaman batu, perunggu, dan besi. Kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya tulisan pada peradaban India kuno, Mesir kuno, dan Babylonia. Sedangkan barat lebih cendrung pada peradaban Yunani kuno yang kaya akan peninggalan dari kaum intelektualnya.
            Salah satu corak perkembangan pemikiran ekonomi pada masa lampau adalah kegiatan bisnisnya yang menggunakan sistem bunga. Para pakar sejarah pemikiran ekonomi menyimpulkan bahwa kagiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik di Yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir kuno.
            Sementara itu, marak dan berkembangnya ekonomi Islam pada tiga dasawarsa belakangan ini, telah mendorong dan mengarahkan perhatian para ilmuan modern kepada pemikiran ekonomi Islam klasik. Dikarenakan hasil pemikirian tentang ekonomi Islam oleh para ekonomi Islam klasik tersebut merupakan pionir-pionir penting yang sukses melakukan transformasi sistem ekonomi Islam ke dalam dunia modern.
            Di antara sekian banyak pemikir masa lampau yang mengkaji ekonomi Islam, Ibnu Khaldun merupakan salah satu ilmuwan yang paling menonjol. Ibnu Khaldun adalah raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja bapak sosiologi tetapi juga bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, Ia lebih dari tiga Abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.
2. Rumusan masalah
            Untuk lebih terarahnya pembahasan makalah ini, maka penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut :
            1. Bagaimanakah sejarah pemikiran ekonomi pra klasik ?
            2. Bagaiamna pula sejarah pemikiran ekonomi kaum klasik ?
            3. Siapa saja dan bagaimana konsep dari tokoh – tokoh ekonomi klasik ?
            4. Bgaiamana sejarah pemikiran ekonomi kaum sosialis ?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah pemikiran ekonomi  pra klasik
a. Zaman yunani kuno
            Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Contoh ajarannya mengingatkan bahwa cinta uang adalah akar dari segala permasalahan atau misalnya contoh lain dalam kitab Hammurabi dari Babilonia tahun 1700 SM, masyarakat Yunani telah menjelaskan tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara berekonomi. Ada 3 tokoh utama pada zaman Yunani Kuno yaitu :
1. Plato (427-347  SM)
            Plato yang hidup di zaman keemasan kebudayaan Athena, mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat. Ia memandang rendah para pekerja kasar dan orang yang mengejar kekayaan, termasuk lewat perdagangan. Sebaliknya ia sangat menghargai para prajurit, negarawan dan orang yang bekerja di sektor pertanian.
            Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah negara ideal kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang timbul secara alamiah dalam masyarakat. Karena manusia diciptakan berbeda, meraka juga memiliki sifat dan kecenderungan yang berbeda, dan akhirnya jenis pekerjaan yang diminati juga berbeda. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri berbagai kebutuhannya. Oleh karena itu, Plato membedakan tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manusia yaitu :
a). Rakyat jelata, pekerja, Mereka dasar ekonomi masyarakat.                                           
b). Penjaga dan pembangun urusan Negara yang tidak mempunyai kepentingan sendiri, dan tidak boleh memiliki keluarga.
c). Penjabat tinggi Negara dan filosof, tugas mereka membuat dan mengawasi UU, pejabat ini harus memperdalam filosof dan ilmu pengetahuan.
            Tiga golongan yang ada dalam polis ini adalah cerminan dari tiga bagian jiwa manusia.  Masing-masing mempunyai keutamaan yang identik supaya dapat mencapai tujuannya, hidup yang baik, negara yang baik. Karena keadilan adalah keutamaan umum moral manusia, maka keadilan adalah karakter dari
negara yang baik. Proses spesialisasi inilah yang kemudian dikembangkan oleh John Locke dan Adam Smith.
            Teori Division of Labour yang dikembangkan oleh Adam Smith berasal dari pandangan Plato, perbedaannya Smith memaksudkan Division of Labour untuk memacu pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi, sedangkan Plato memaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan.
            Teori Plato tentang fungsi uang yang dijelaskan dalam bukunya Politika, menyatakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar, alat pengukur nilai, dan alat penimbun kekayaan Plato menganggap bahwa uang tidak dapat dan tidak layak dikembangkan (melalui bunga).
2. Aristoteles (384-322 SM)
            Aristoteles merupakan salah satu dari murid Plato, dan juga orang pertama yang meletakkan dasar pemikiran tentang teori nilai (value) dan harga (price), yang hingga abad ke- 19 masih dipelajari dalam teori ekonomi. Kontribusi Aristoteles terhadap ekonomi tampak pada organisasi ekonomi masyarakat , communal dengan private property, nilai dan pertukaran. Kontribusinya yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang. Menurut pandangannya kebutuhan manusia tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya relatif tanpa batas. Pertukaran barang dalam bentuk barter bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alami, sebab tidak ada laba ekonomi yang diperoleh dari pertukaran barang dengan barang tersebut. Hal ini dianggap wajar oleh Aristoteles.
            Dalam mengelola rumah tangga dan Negara dibutuhkan kegiatan produksi dan tukar menukar. Ia tidak membenarkan kegiatan perdagangan untuk mengejar keuntungan. Pendapat ini tidak relevan untuk masa sesudahnya, karena ia tidak melihat dampak produktif dari perdagangan.
            Dengan latar belakang seperti di atas, Aristoteles pada dasarnya menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Uang memang bermanfaat sebagai alat tukar-menukar namun jika digunakan untuk mengejar keuntungan  uang dapat menimbulkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin, korupsi dan pemborosan.
            Aristoteles sependapat dengan Plato bahwa pekerja kasar sebaiknya tidak memiliki hak politik sebagai warga Negara. Ia juga sangat menghargai orang yang bekerja di sektor pertanian. Dalam hal hak milik bersama ia tidak sependapat dengan Plato. Menurutnya hak milik bersama tidak praktis dan bertentangan dengan harkat manusia. Tanpa hak milik pribadi orang tidak merasa puas, karena harga dirinya hilang serta tidak dapat berbuat amal baik.
3. Xenophone (440-355 SM)
            Xenophone merupakan seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang menciptakan kata ekonomi (dari Oikos dan nomos). Seperti halnya Plato dan Aristoteles, ia memandang bahwa pertanian sebagai dasar kesejahteraan ekonomi. Ia menganjurkan pelayaran dan perniagaan dikembangkan Negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.
            Karya utamanya adalah On the Means of Improving the Revenue of the state of Athens. Dalam bukunya tersebut, Xenophone menguraikan bahwa Negara Athena yang mempunyai beberapa kelebihan dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan Negara. Dengan berbagai kelebihan tersebut, Xenophone melihat bahwa Athena sangat potensial untuk menarik para pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Para pengunjung yang mempunyai bisnis kepariwisataan ini harus dilayani dengan baik, pelayanan yang baik perlu dilakukan, sebab mereka datang ke Athena dengan membayar pajak sehingga membawa kemakmuran bagi masyarakat Athena. Makin baik pelayanan, makin banyak pengunjung maka makin banyak pendapatan Negara dan masyarakat yang didapat. Hal ini menunjukkan bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan Negara-negara lain.
            Selain spirit merkantilisme telah tumbuh, pemikiran kapitalisme juga telah dimunculkan oleh Xenophone. Ia menganjurkan peningkatan penambangan perak untuk memajukan kesejahteraan dan perdagangan, menyetujui adanya modal patungan antar perorangan dalam menjalankan usaha. Namun ia juga membenarkan perbudakan dan usaha pertambangan dan usaha lainnya sebagai milik bersama (Negara).
B. Zaman Romawi
            Kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian kecil dengan perdagangan yang kecil dan strata social yang kaku. Tetapi kondisi geografis yang mendukung kekayaan yang melimpah dan kemenangan atas koloni sangat membantu transisi yang cepat.
            Romawi memiliki salah satu sistem mata uang yang paling maju  di dunia saat itu. Koin-koin dari kuningan, perunggu, tembaga, perak, dan emas, yang dicetak dan diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya. Koin-koin ini sangat popular di dunia saat itu, koinnya indah, penuh detail, dan memiliki nilai seni yang cukup tinggi.
            Jatuhnya romawi diiringi dengan kehancuran ekonomi, meningkatkan inflasi dan keadaan yang tidak terkendali. Banyak pendapat tentang runtuhnya kekaisaran Romawi, pendapat-pendapat tersebut ialah tanah yang tidak subur lagi, penurunan populasi di Italia, meluasnya perbudakan, serta faktor politik. Keruntuhan Romawi yang disebabkan perselisihan yaitu karena gangguan kaum Barbar. Hukum dan UU tidak ada pengaruhnya bagi keendudukan kaum Barbar yang terletak diluar Roma.
            Stoicsm yaitu keturunan cynicsm. Ajarannya hanya satu yaitu kebaikan yang menjamin kebahagiaan. Gravitas adalah karakteristik yang dimiliki stoics, salah satu konsepnya ialah tentang hukum alam yang digunakan sebagai ujian. Hukum Romawi sangat unggul saat ini dan sumber penting dalam memberikan inspirasi pada pembuat UU hukum perdata di Negara-negara Eropa dan Amerika Latin. Dibandingkan hukum lain, hukum Romawi lebih bersifat absolut dalam perlindungan terhadap kepemilikan dan hak pemiliknya.   
            Seperti halnya pemikiran dari Plato dan Aristoteles kerajaan Romawi Kuno juga melarang keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan selanjutnya mereka membatasi besarnya suku bunga. Kerajaan Romawi adalah Negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga untuk melindungi para konsumen.
2. Sejarah pemikiran ekonomi kaum klasik
          Sejarah pemikiran ekonomi kaum klasik sangat penting untuk dipelajari guna menambah pengetahuan mengenai sejarahnya perekonomian yang sampai saat ini kita temui dalam kehidupan sehari – hari melalui konsep dari kaum klasikyang menekankan dengan kuat bahwa politik dan keputusan – keputusan jabatan publik adalah faktor – faktor yang tidak dapat ditolak yang terjadi dalam masyarakat. Dalam pendekatan klasik, istilah ekonomi politik merujuk pada sebuah sistem pemenuhan kebutuhan pribadi yang independen.
            Mazhab klasik ini lahir pada kuartal terakhir abad ke-18 di Inggris dan pertengahan pertama abad ke-19. Pandangan mazhab ini terutama berpengaruh di Eropa dan Amerika hampir seabad lamanya, khususnya mengenai kebijaksanaan ekonomi. Pandangan yang dikembangkan oleh Adam Smith ini disebut mazhab klasik sebab gagasan-gagasannya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi sebelumnya.
            Dalam lingkup ekonomi klasik, salah satu landasan ekonomi klasik adalah kepentingan pribadi dengan kemerdekaan alamiah. Kemerdekaan pribadi sedemikian sempurnanya, setiap orang tahu apa yang perlu, apa yang menguntungkan bagi dirinya. Selain itu, lingkup ekonomi klasik adalah pemikiran pesimitis, seperti yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, tentang pertambahan jumlah penduduk yang bertambah lebih cepat dari pertumbuhan bahan makanan. Adam Smith sendiri, meskipun memiliki pandangan-pandangan yang optimis, namun mengakui bahwa kemajuan ekonomi akhirnya akan mencapai titik berhenti.
A. Tokoh – tokoh dan konsep pmikiran ekonomi kaum klasik
1. Adam Smith (1723-1790)
            Para pemikir ekonomi yang memberikan pengaruh besar bagi Adam Smith adalah francis Hutcheson (1694-1746), yaitu dosennya di Universitas Glasgow dan David Hume (1711-1776), teman kuliahnya. Dalam bukunya yang pertama The Theory of Moral Sentiments (1759), banyak menghubungkan masalah ekonomi dan masalah moral. Buku ini menjadi sumber utama dalam menulis bukunya yang terkenal yaitu An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations pada tahun 1776 atau yang sering disingkat Wealth of Nations saja.
            Haluan pandangan Smith tidak terlepas dari pandangan politiknya yang bersumber pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya didasarkan pada hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat (the order of things according to natural law). Hukum alam yang dimaksud adalah motivasi ekonomi yang merupakan penggerak kegiatan ekonomi. Unsur motivasi ini berimplikasi pada pendapat bahwa individulah yang mengetahui secara tepat apa yang menjadi kepentingan dirinya. Oleh karena itu, kepadanya harus diberi peluang dan kebebasan untuk memelihara kepentingannya sendiri. Dalam jangka pendek, hal ini kelihatannya akan menimbulkan benturan antar individu. Akan tetapi, secara bersamaan perilaku individu akan diarahkan oleh invisible hand yang membawa hasil optimal bagi masyarakat secara keseluruhan.
            Invisible hand ini muncul secara alamiah, sebenarnya dalam diri manusia juga ada motivasi untuk menyelaraskan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Oleh karenanya, yang terpenting adalah begaimana menciptakan kondisi agar kekuatan alamiah tersebut dapat bekerja tanpa gangguan. Berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja, Adam Smith berpendapat bahwa prduktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan pembagian kerja dan spesialisasi. Meskipun demikian ada saling ketergantungan antar individu atau kelompok, sehingga harus dihilangkan adanya hak istimewa bagi sekelompok masyarakat tertentu.
            Berbagai teori yang dibahas oleh Smith berutang budi kepada nama-nama yang telah terkenal sebelumnya. Teori tentang uang, Smith mengembangkan pendapat Hume dan Locke, bahkan juga Steurt. Begitu juga dalam membicarakan teori keuangan public, Smith menggunakan acuan tulisan Petty dan Steurt. Karangan-karangan Petty, Steurt dan Cantillon merupakan perintis sebelum Smith yang membicarakan teori nilai. Teori pembagian keda berasal dari Plato, Aristoteles, dan Xenophone.
B. Konsep Pemikiran Adam Smith
a. Division of Labor
            Smith memulai analisisnya dengan division of labor karena dia berharap menemukan dasar transformasi yang tepat dari bentuk konkret pekerja, yang memproduksi barang yang tepat (berguna), kepada pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi sumber kemakmuran dalam bentuk abstrak (nilai pertukaran).
            Divisions of labor dijadikan dasar oleh Smith karena meningkatkan produktivitas pekerja. Setelah memberikan pengetahuannya mengenai perhitungan kualitas dan konsekuensi, Smith memproses penyelidikan terhadap penyebabnya.Karena division of labor bergantung pada propensity to exchange (kecenderungan untuk pertukaran), yang Smith hormati sebagai salah satu motiv dasar dari human conduct (perilaku manusia). Ada sesuatu kebingungan dalam satu point Smith mengenai hal ini yaitu tentang sebab dan akibat. Mungkin suatu yang benar jika perdagangan tidak dapat exist tanpa divisions of labor, ini tidak benar, paling tidak dalam teori, divisions of labor memerlukan existensi dari private exchange.
            Secara logis didemonstrasikan ketika pada suatu organisasi sosial tertentu yang menerapkan divisions of labor tanpa perdagangan. Dalam komunitas ini dapat ditunjukkan keberadaannya. Smith bersalah karena membuat karakteristik masyarakat pada zamannya untuk segala zaaman, dia dihormati sebagai manusia biasa dan dibuat kedalam penjelasan dasar yang universal, fitur dari sosial kontemporer yang dikondisikan scara historis.
            Tapi tujuan Smith menjadi propaganda. Dia menekankan pengaruh dasar pada produktivitas untuk mendemonstrasikan bahwa perdagangan dibebaskan sebagai prasyarat pengembangan kekuatan produktif dan tidak hanya berguna penuh untuk mengadakan kekuatan produksi.Smith memproses untuk menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan disimpulkan bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar.
            Smith menjelaskan bahwa dengan divisions of labor kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik. Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga alasan, yaitu :
a. Physiokrat mengenai peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong padatingkat persaingan dan natural liberty dalam pencapaian kepuasan.
b. Smith juga memperkenalkan Theory of Value yang berisi tentang nilai yang digunakan dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah adalah value of use (nilai kegunaan), value of exchange(nilai pertukaran), measure of value(nilai ukuran).
c. Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada nominal price dan real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas dan uang sebagai harga nominal komoditas.Divisions of labor yang dikemukakan oleh Smith memunculkan sifat individualisme dan menjadikan manusia seolah-olah menjadi mesin yang terprogram terlepas dari adanya efisiensi waktu yang ditimbulkan.
b. Teori Upah
            Bahwa harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran yang tidak dipertimbangkan oleh Smith. Asumsi implisit bahwa yang mendasari pendapatnya adalah semua koefisien biaya konstan dan tetap dari produksi.
            Dalam teorinya tidak ada tempat untuk diminishing returns atau factor substitution. Sesungguhnya harga natural secara fungsional dihubungkan hanya untuk faktor pengembalian seperti yang ditunjukkan oleh Smith, natural price mengubah dengan tingkat natural dari setiap komponennya yaitu upah, profit, dan sewa.
            Upah natural dari labor menurut Smith terdiri dari produk labor yang sebelum pemberian tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan pekerjaannya. Dengan kenaikkan kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja dia harus membagi produknya dengan tuan tanah dan majikan. Buruh dan majikan adalah bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah.
            Majikan biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan buruh dan keluarganya untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak dapat jatuh untuk waktu yang sangat panjang. Peningkatan demand untuk labor mungkin meningkatkan upah serta substansi diatas tingkat penghidupan dipandang oleh Smith sebagai “yang paling rendah yang konsisten dengan kemanusiaan umumnya.” Kemudian, demand untuk labor dapat meningkat hanya dalam proporsi peningkatan dari “ dana yang ditunjukkan untuk membayar upah.”
            Jadi, munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital pada kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan pendapatan dan peningkatan capital merupakan prasyarat dari peningkatan upah.
            Suatu kemajuan dalam posisi ekonomi dari hak pekerja untuk upah yang labih tinggi, Smith mempertimbangkan suatu keuntungan bersih untuk masyarakat: “pelayan, buruh, dan pekerja menciptakan berbagai jenis bagian yang besar dari setiap masyarakat politik yang besar. Tetapi, kemajuan keadaan bagian terbesar apa yang tidak pernah dianggap sebagai suatu gangguan untuk semuanya.
            Upah yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah wages-fund, luas seperti itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan dengan demikian gagal untuk menstimulasi suatu kenaikan demand untuk labor.
            Tentang hubungan antara upah dan pertumbuhan populasi, smith mengatakan bahwa kemiskinan tidak akan menurunkan tingkat pernikahan, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada tingkat kelahiran bayi dan anak.
            Dalam ajaran Smith, upah tinggi dihubungkan pada peningkatan/kemajuan produktifitas labor. Pemikiran kurva penawaran backward sloping dari labor adalah tidak secara mutlak ditolak tapi dipertimbangkan dapat diterapkan hanya pada orang minoritas.
            Walaupun Smith mengesahkan upah tinggi dia tidak senang harga tinggi tidak seperti Physiocrath, dia menghubungkan harga rendah dari ketentuan dengan kelebihan dan kemakmuran, harga tinggi dengan kelangkaan dan kesusahan.
            Jika ketentuan adalah murah dan banyak pekerja mungkin ingin memulai bisnis milik mereka dan pekerja ingin menyewa lebih banyak buruh dengan demand buruh meningkat dan supply turun, harga buruh mungkin naik. Ketika ketentuan adalah mahal dan langka, peristiwa-peristiwa mungkin terjadi bagian lawan.
            Variasi harga buruh mungkin akan menutup variasi ketentuan harga. Kemudian sejak upah uang ditetapkan keduanya oleh permintaan buruh dan harga wage-goods (upah barang), fluktuasi harga wage-goods tidak akan gagal untuk mendesak akibat pada upah uang. Ini akan mempunyai efek mengurangi fluktuasi upah uang yang lebih kaku daripada harga ketentuan.
            Seperti yang telah diketahui ketika harga ketentuan tinggi permintaan buruh cenderung turun sebagaimana upah jika tendensi upah ini tidak ditandai oleh harga tinggi dari wage-goods. Dan ketika harga makanan rendah efek peningkatan demand untuk labor pada upah ditandai lagi oleh harga rendah wage-goods yang berlaku.
            Fluktuasi harga ketentuan kemudian mempunyai dua efek pada upah yang satu menandai yang lain. Mereka mempengaruhi demand buruh dan kemudian upah pada satu arah, tapi efek pada upah menurunkan kerugian, seluruh atau dalam bagian oleh efek countervailing dari fluktuasi yang sama yaitu dari harga wage-goods menarik upah pada arah yang berlawanan.
c. Teori Sewa
            Dalam teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada yang di bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga monopoli,” suatu penunjukkan yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini tidak semua menggunakan proporsi pada apa yang tuan tanah mungkin letakkan dalam peningkatan tanah atau apa yang dapat dia hasilkan, tapi apa yang dapat petani hasilkan untuk diberikan.”
            Ketika smith membicarakan harga komoditas dia memasukan sewa tanah sebagai elemen biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk, tapi dalam bagian khusus disediakan untuk sewa dia mempertimbangkan suatu sewa tinggi atau rendah efek dari harga produk yang tinggi atau rendah.
            Smith tidak mengubah bagian ini dalam kritik Hume, dia tidak menemukan ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori harga microekonominya dia mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah sebagai biaya pengadaan dalam istilah oportunitas alternative, sedangkan dalam teori makroekonomi dari disribusi tanah sebagai suatu keseluruhan yang dipandang sebagai perolehan bukan kegunaan alternative.
            Sewa diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang bermacam-macam dengan kedua fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan tranportasi akan cenderung menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa. Dalam teori perkembangan ekonomi smith, peningkatan pendapat nasional dengn peningkatan pemerataan pendapatan penyewaan kelas tuan tanah.
            Peningkatan pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith dalam dividion of labor dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan spesialisasi dan produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan lebih rendah harga manufaktur dan peningkatan nilai riil dari sewa.
            Peningkatan pemerataan kelas tuan tanah dalam pendapatan nasional kemudian mencerminkan kemajuan perdagangan dari sector agrikultur. Dalam teori Ricardian, factor strategic yang menghasilan suatu hasil yang dihasilkan tidak banyak meningkatkn produktivitas dalam manufaktur sebagai diminishing return untuk tanah yang meningkatkan harga agrikultur dan dengan demikian memajukan perdagangan sector agrikultur dari perekonomian dan peningkatan pemerataan ini dari peningkatan nasional.
2. Jean Baptist Say (1767-1832)
            Jean Baptist Say merupakan seorang ahli ekonomi klasik berkebangsaan Perancis. Tema pokok pemikiran pemikiran J.B Say dalam mazhab klasik adalah supply create its own demand (pasokan menciptakan permintaan sendiri). Asumsinya adalah bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada produksi, akanada pendapatan yang besarnya sama persis dengan nilai produksi tadi. Jadi, dalam keadaan keseimbangan produksi cenderung menciptakan permintaannya sendiri akan barang bersangkutan. Atas dasar inilah, para ekonom klasik percaya bahwa dalam kondisi penggunaan tenaga kerja penuh, keseluruhan penawaran produksi selalu sama besar dengan keseluruhan permintaan akan produksi.
            Gagasan Saya nantinya bakal dijadikan titik tolak bagi Keynes untuk melakukan suatu revolusi dalamm pemikiran ekonomi dengan menyusun suatu kerangka analisis teoritis yang baru dan pola pendekatan yang berlainan terhadap masalah-masalah ekonomi masyarakat. Melalui pengkajiannya yang mendalam, Keynes menyimpulkan bahwa teori Say tidak dapat dibenarkan sebagai dasar teori maupun berdasarkan pengalaman empiris ekonomi masyarakat.
3. David Ricardo (1772-1823)
            David Ricardo adalah seorang ekonom yang berlatar belakang sebagai pengusaha. Dia dianggap sebagai pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar mazhab klasik (Djojohadikusumo, 1991). Dapat dikatakan, Ricardo merupakan pemikir pertama yang meletakkan pemikirannya pada landasan teoritis-deduktif. Inilah yang membedakan David Ricardo dengan Smith yang melakukan pendekatan empiris-induktif. Djojohadikusumo (1991) menyatakan bahwa perangkat teori yang dikembangkan oleh Ricardo dalam bukunya The principles of Political Economy and Taxation (1817) meliputi empat kelompok permasalahan, yaitu :
1) Teori tentang nilai dan harga barang,
2) Teori tentang distribusi pendapatan yang disajikan dalam teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan teori laba,
3) teori tentang perdagangan internasional,
4) teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi. 
Perbedaan pendapatnya dengan Smith adalah bahwa Smith lebih menekankan masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedang Ricardo lebih memperhatikan masalah pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dalam masyarakat.
            Teori yang dikemukakan David Ricardo banyak mempengaruhi para ekonom lainnya. Karl Marx dipengaruhi Ricardo melalui teorinya tentang nilai pekerja (labor theory of value) yang menjelaskan bahwa nilai dari suatu barang produksi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan barang produksi tersebut. John Stuart Mills juga menggunakan teori David Ricardo dalam upayanya untuk melakukan reformasi sosial.
3. Sejarah pemikiran ekonomi kaum sosialis
            Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis (elit) yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan  karena kerja keras kaum  pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum  borjuis kapitalis yang  jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin kentara. Ketika itulah individualisme tumbuh. Maka penting untuk diketahui bahwa pemikiran ekonomi kaum perintis sosialis merupakan langkah awal dalam menentang para kaum kapitalis yang sangat merugikan kaum buruh.
            Faham ini mulai muncul di Inggris dan Perancis menjelang Revolusi Perancis, dan mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19 dengan munculnya tokoh-tokoh besar seperti Robert Owen,Charles Fourier, Karl Marx, Engels, Lenin dan lain sebagainya. Pemikiran-pemikiran mazhab Klasik dinilai oleh para pemikir ekonomi selanjutnya banyak terdapat kelemahan-kelemahan, dan merugikan masyarakat, terutama  banyak merugikan kaum buruh. Maka kemudian lahirlah mazhab baru yang dinamakan mazhab sosialisme.
            Para tokoh pemikir Sosialisme sangat anti terhadap kapitalisme dan individualisme, karenameraka yang semakin kaya itu adalah hanya kaum pemilik modal atau kaum kapitalis, dengan demikian terjadi kesenjangan ataupun ketimpangan pola hidup, yaitu jurang yang semakin dalam antara si kaya dan miskin. Sehingga para tokoh kaum sosialis menginginkan pentingnya campur tangan pemerintah dalam peningkatan taraf hidup para buruh dan menghapus kepemilikan modal oleh kaum borjuis.
            Sosialisme merupakan doktrin yang menyokong pemilikan dan pengawasan publik terhadap alat-alat produksi utama, adapun tujuannya untuk mencapai distribusi barang yang lebih efisien dan adil.
            Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar pada transformasi ekonomi, sosial, dan  kultural Eropa selama abad 18 sampai 19. Ide pokok lahirnya adalah dari suatu ketidakpuasan manusia yang terus-menerus akan kondisi eksistensinya. Ketidakpuasan itu tercermin dalam  hasrat mereka untuk mengatasi berbagai rupa kelangkaan, ketidakadilan, dan persoalan sosial serta kerinduan akan keadilan, kebahagiaan, dan kesempurnaan. 
Secara garis besar, faktor-faktor yang mendorong lahirnya Sosialisme:
1.Karena adanya revolusi Industri
2.Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih rasional terhadap kehidupanmanusia & masyarakatnya.
4.Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil revolusi Perancis.
            Perkembangan dan upaya semua pengejaran terhadap kekayaan pribadi dianggap oleh mazhab Sosialisme sebagai akar ketidakadilan diantara manusia, dan sebagai penyebab keruntuhan moral serta buruknya orde masyarakat.
A. Pemikiran ekonomi mazhab sosialisme
            Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan doktrin laissez faire dengan pengendalian tangan tak terlihat (invisible hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran yang dibahas adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of deminishing return, dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur kekayaan bangsa.
1.Ekonomi mazhab sosialisme utopis
       Semenjak abad ke XV terdapat aliran sosialisme utopi yang mau membangun masyarakat baru,membangun sosialisme tanpa bertolak dari kehidupan nyata,tanpa bertolak dari perjuangan kelas. Kaum sosialis utopis mendasari pandangan-pandangan sosialismenya semata mata hanya pada IDEALISME, tanpa memahami syarat-syarat material penghidupan masayarakat dan hukum perkembangan sejarah Sosialisme utopi lahir pada masa keruntuhan FEODALISME,dan berhubungan erat dengan gerakan revolusioner. Berikut ini pemikir-pemikir sosialisme utopia
a. Thomas Moore (1478-1535)
     Thomas moore adalah seorang pejabat tinggi pada masa pemerintahan raja Henry VIII, namun dia dihukum mati karena menolak pengangkatan raja Henry menjadi kepala agama pada tahun 1534. Dalam karya-karyanya Thomas moore mengkritik hubungan-hubungan kapitalis yang sedang berkembang pada masa itu.
     Thomas moore ingin membangun suatu masyarakat yang berbeda dari masyarakat kepemilikan perseorangan. Ia ingin membangun masyarakat yang ideal,yaitu suatu masyarakat sosialis yang didasarkan atas kepemilikan masyarakat dan pemilikan bersama masyarakat atas produksi. Thomas moore adalah orang pertama dalam sejarah yang mencoba melukiskan masyarakat sosialis yang ideal. Pulau yang dibayangkanya itu disebut utopia yang artinya suatu tempat yang hanya ada dalam angan-angan saja. Dari sinilah berasal kata " SOSIALISME UTOPI ".
b. Giovani Domeninco Campanella (1568-1639)
     Campanella adalah seorang komunis utopis italia. Di masa mudanya campanella belajar filsafat dalam sebuah biara. Dia mempelajari Aristoteles dan para teolog abad pertengahan seperti thomas aquinas. Karena terpengaruh filsafat alam italia Telezia, Campanella menjadi kubu penentang gereja. Pada tahun 1591 Campanella menerbitkan bukunya "filsafat yang dibuktikan dengan bantuan perasaan" yang ditujukan untuk menentang filsafat zaman pertengahan dan membela filsafat alam italia Telezia.
     Tulisan-tulisanya mengkritik pandangan skolastik menolak pandangan Aristoteles dan mendukung pandangan Galilei. Campanella memandang segala sesuatunya dalam alam sebagai organisme hidup. Kecenderungan materialis dari filsafat alam Campanella masih dihinggapi oleh sisa-sisa pandangan skolastik dari mana dia sepenuhnya belum bisa membebaskan diri.
     Campanella adalah seorang politisi progresif dan patriotik. Pada masa itu, italia berada dibawah kekuasaan spanyol. Campanella berjuang melawan penindasan spanyol. Namun  pada tahun 1602 Campanella tertangkap dan dijatuhkan hukuman seumur hidup. Setelah itu ia dibebaskan setelah 27 tahun mendekam dalam penjara. Di dalam penjara dia menulis karya-karyanya yang terkenal seperti "pembelaan atas galilei dan kota surya"
     Dalam kota surya ini diuraikanya khayalanya mengenai masyarakat utopis komunis. Dia mengkritik penghisapan menurutnya kemelaratan yang luar biasa telah menyebabkan orang-orang menjadi licik dan bajingan. Lalu pandangan masyarakat kota surya ini adalah masyarakat dimana tidak ada kepemilikan atas perseorangan, dan tidak ada keluarga. Para warga kota surya menggunakan teknik yang sempurna disemua bidang produksi demi meringankan kerja mereka dan untuk mendapatkan hasil yang melimpah ruah. Dalam masyarakat kota surya ini tidak ada perbudakan mereka bekerja demi kepentingan mereka sendiri dengan penghasilan yang melimpah ruah.
     Ide-ide utopis Campanella  mengenai masyarakat adil dimasa depan adalah hanya rekaan, khayalan semata tidak didasarkan pada pengetahuan tentang hukum perkembangan masyarakat yang real.
2.Sosialisme Komunitas Bersama
a.Saint Simon (1760-1825)
       St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism). Fourie, tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh.
       Saint Simon dari Perancis, dalam bukunya The New Christianity dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan khutbah tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux yakni pabrik-pabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 ) Beliau yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi terhadap perusahaan.
       Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
b.Robert Owen (1771-1858)
       Lahir 14 Mei 1771 di Newtown, Montgomeryshire Wales Meninggal 17 November 1858(umur 87) Pekerjaan Co-operator. Robert Owen adalah seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba dari bisnisnya demi peningkatan hidup karyawannya. Reputasi dia meningkat ketika dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk anak-anak dan merenovasi rumah-rumah tempat tinggal pegawainya.
       Ia juga merancang suatu komunitas Owenite yang disebut New Harmony (Keselarasan Baru) di Indiana, AS. Komunitas ini bubar ketika salah satu dari mitra bisnisnya melarikan diri dengan membawa semua laba yang ada. Kontribusi utama Owen bagi pikiran kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan
       Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Tetapi pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris
c.Charles Fourier (1772-1837)
       Charles Fourier adalah  seorang pengikut ajaran Saint Simon, ia kemudian membangaun Phalanges atau Phalanx yaitu sebuah kawasan tinggal bersama. Ide ini dapat dilihat lewat bukunya, yaitu Theory of Four Movement ( 1808 ). Dalam kawasan ini orang harus bekerja dengan keahliannya masing-masing. Adapaun pembagian hasil keuntungan akan dibagi berdasarkan bagian yang ia buat yaitu 5/12 untuk pekerja, 4/12 untuk manajer dan 3/12 untuk pemilik modal.
       Sejauh ini seorang sosialis yang paling utopis, menolak semua tentang Revolusi Industri dan semua permasalahan yang timbul menyertainya, ia membuat berbagai pendapat fantastis tentang dunia yang ideal yang ia impikan. Selain beberapa kecenderungan yang jelas-jelas tidak sosialis, ia tetap memberi kontribusi berarti bagi gerakan sosialis. Tulisan-tulisannya membantu Karl Marx muda dan membantunya memikirkan teori alienasi-nya. Fourier juga seorang feminisme radikal.
3.Ekonomi mazhab sosialisme ilmiah
a. Francois Noel Babeuf (1760-1797)
       Babeuf tercatat sebagai perintis atau pelopor menuju terbentuknya mazhab sosialisme, yang pada saatnya akan berdiri kuat dan yang akan didukung oleh kekuatan para tokoh pemikir dari sosoalisme modern.
       Babeuf dibesarkan di desa ditambah lagi dengan pengalamannya sebagai peneliti (researcher) atas claim feudal, maka jelas ia yakin perlunya distribusi tanah yang lebih merata di Perancis. Oleh karena itu tidaklah heran Babeuf sering kali dianggap sebagai perintis terbentuknya pemikiran-pemikiran sosialisme modern atau mazhab sosialis. Tindakan-tindakan Babeuf dalam merintis sosialisme antara lain ia sering melakukan pemogokan-pemogokan yang dilakukan kaum buruh, menggerakkan revolusi, dan ikut serta menyerang kantor-kantor pemerintah.
b. Karl Marx (1818-1883)
       Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman dan memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah murni.
       Friedrich Engels, berasal dari kalangan usahawan besar di Jerman, keluarganya memiliki sejumlah perusahaan industri tekstil di Jerman maupun di Inggris. Sejak usia muda Engels menaruh minat terhadap ilmu falsafah dan ilmu pengetahuan masyarakat.
       Nalurinya tergugah oleh apa yang diamatinya dan disaksikannya sendiri mengenai kehidupan masyarakat dalam lingkungan kawasan industri di Jerman dan di Inggris. Engels bertemu dengan Marx tahun 1840 di Paris, sewaktu Marx hidup dalam pembuangan.
       Sebagai aliran pemikiran ekonomi Marxisme menggariskan  tatanan kehidupan ekonomi tanpa kelas, yang di dalamnya kepemilikan sarana produksi bersifat kolektif. Tujuan itu bisa dicapai dengan menghapuskan pemilikan pribadi dan mendistribusikan kekayaan beserta sumber-sumbernya kepada rakyat banyak secara merata. Pandangan ini kemudian diperluas menjadi sistem nilai yang mencakup semua aspek kehidupan. Apabila tidak demikian maka perubahan sosial dan ekonomi tidak bisa digerakkan. Ajaran Marx berubah secara dramatik menjadi ideologi politik dan kenegaraan yang revolusioner pada akhir abad ke-19, dan mencetuskan timbulnya gerakan-gerakan revolusioner, khususnya di Rusia.
       Ia mengecam sosialisme Fourier dan Robert Owen sebagai utopia karena tidak menunjukkan jalan bagaimana mencapainya. Marx sendiri sebenarnya juga tidak menunjukkan jalan, kecuali memberikan dasar-dasar ilmiah dan menjelaskan syarat-syarat dalam mencapai masyarakat sosialis.
       Ia mendalami pemikiran-pemikiran falsafah yang sedang naik daun pada masanya, khususnya falsafah Hegel. Ia mendalami teori-teori ekonomi David Ricardo dan Adam Smith, serta pemikiran politik Voltaire dan Rousseau. Ia tertarik dengan pemikiran sosialisme yang berkembang di Perancis.
       Walaupun Marx mendasarkan falsafahnya pada idealisme Hagel, tetapi ia membalikkannya menjadi materialisme dialektik (Marx). Menurut Marx yang hakiki bersifat kebendaan, bukan yang bersifat kerohanian seperti ide. Pertarungan dua unsur kekuatan dalam diri benda ditafsir oleh Marx sebagai gambaran pertarungan benda untuk mempertahankan kekekalannya dalam alam. Marx mengingkari kewujudan roh atau kehidupan yang tidak dapat ditangkap oleh indera, karena baginya benda adalah dasar dari segala kehidupan. Di sini ia mengikuti pandangan Lametrie d Feurbach, dua filosof materialis yang hidup pada masa Hegel.
       Berdasarkan faham materialisme dialektiknya itu dia menganalisa kejadian-kejadian sejarah . Dia menganggap benda sebagai asal-usul terjadinya sesuatu. Dari sinilah lahir thesisnya tentang “pertarungan kelas’ (class struggle) dalam masyarakat industrial di Eropa pada abad ke-19 M. Menurut Marx, dalam setiap tatanan ekonomi, apabila perkembangan dan kemajuannya telah sampai pada fase tertentu, maka akan muncul kekuatan produksi. Kekuatan baru ini akan bertarung melawan kekuatan produksi yang lain, yang muncul bersamaan dengannya. Perkembangan tersebut pada saatnya akan melahirkan suatu kelas baru dalam masyarakat, yaitu setelah tatanan ekonomi yang sedang berjalan itu lenyap. Setelah itu akan terjadi perubahan yang bersifat integral, yaitu munculnya peraturan baru tetang kepemilikan yang menghambat kemajuan yang dicapai sebelumnya.
       Marx sebenarnya lebih merupakan peletak dasar komunisme dan ajarannya diberikan tafsir yang beragam oleh para pengikutnya. Setidak-tidaknya ada tiga macam aliran sosialisme yang berkembang setelah Marx meninggal:
1. Aliran yang mau memperbaharui teori dan pandangan politiknya, dengan menyesuaikan prinsip-prinsip ajaran itu dengan kenyataan. Aliran ini disebut revisionisme dan reformisme. Penganjurnya ialah Bernstein. Ia berusaha memperbaharui teori Marx dan menganjurkan agar dalam menempuh jalan ke sosialisme dilakukan reformasi, bukan revolusi. Reformasi yang dimaksud ialah perubahan berangsur-angsur dengan mengutamakan perjuangan dalam parlemen. Mereka percaya bahwa pelaksanaan demokrasi kaum buruh lambat laun akan mencapai suara terbesar dalam parlemen.
2. Aliran yang berpegang teguh pada ajaran Marx, disebut aliran dogmatik, yang pada mulanya dipimpin oleh Karl Kautsky.
3. Aliran yang tetap berpegang pada teori Marx, tetapi dalam politik menempuh jalan yang revolusioner. Aliran ini dipimpinoleh Lenin. Karena itu kemudian aliran ini disebut Marxisme Leninisme atau Leninisme saja.
       Menurut Lenin, untuk melaksanakan peralihan dari kapitalisme ke sosialisme, orang tidak perlu menunggu sampai kapitalisme matang, tetapi setiap ada kesempatan bagi kaum buruh untuk merebut kekuasaan, kesempatan itu dipergunakan sepenuh-penuhnya. Aliran yang pertama dan kedua tetap berada di dalam gerakan partai sosial demokrat.
       Sebagai sayap kanan dan sayap kiri dari sosialisme, sedangkan Lenin memisahkan diri, mendirikan organisasi sendiri yang kemudian menjelma Partai Komunis. Bagi Lenin, untuk mencapai tujuan tidak perlu ada partai massa. Aksinya didasarkan kepada anggota inti yang sedikit jumlahnya, tetapi bertekad keras dan berdisplin baja. Stalin mendefinisikan Marxisme Leninisme sebagai “Marxisme pada masa imperialisme dan revolusi proletar”. Leninisme adalah teori dan taktik dari sebuah revolusi besar, teori dan taktik menuju tercapai kediktatoran proletar.
       Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian,
1.Pemikirannya tentang proses akumulasi dan konsentrasi
2.Teori tentang tingkat laba yang cenderung menurun.
3. Teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die verelendung atau increasing misery)
       Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin besar, sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar bersaing dengan perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam persaingan dan kemudian perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaan-perusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan golongan menengah menjadi orang miskin.
       Sedangkan teori akumulasi menyatakan bahwa para pengusaha raksasa semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan yang terkonsentrasi pada beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya jatuh miskin dan pengusaha kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat. Sejauhmana proses akumulasi yang dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari :
a) tingkat nilai surplus,
b) tingkat produktivitas tenaga kerja, dan
c) perimbangan bagian nilai surplus untuk konsumsi terhadap bagian yang disalurkan sebagai tambahan modal.













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mazhab pra klasik
          Di zaman Yunani Kuno di mana saat itu di Athena masih mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat, para tokoh ekonomi (Plato, Aristoteles, dan Xenophone) sependapat bahwa pertanian merupakan dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya mereka menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli ekonomi selanjutnya seperti halnya teori division of labour Adam Smith yang terinspirasi dari pemikiran Plato.
          Di era kerajaan Romawi Kuno perkembangan ekonomi menjadi lebih maju hal itu ditandai mata uang Romawi yang telah memiliki standar mata uang yang diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya. Seperti halnya pemikiran dari Plato dan Aristoteles kerajaan Romawi Kuno juga melarang keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan selanjutnya mereka membatasi besarnya suku bunga. Kerajaan Romawi adalah Negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga untuk melindungi para konsumen.
2. Mazhab klasik
          Pangkal tolak teori ekonomi dalam mazhab klasik adalah bahwa kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan cara yang paling baik apabila sumberdaya produksi digunakan secara efisien. Di samping itu, pemenuhan kebutuhan yang lebih baik juga akan tercapai jika barang dan jasa hasil proses produksi dijual dalam paar bebas.
          Pandangan Smith tidak terlepas dari pandangan politiknya yang bersumber pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya didasarkan pada hukum alam. Hukum alam yang dimaksud adalah motivasi ekonomi yang merupakan penggerak kegiatan ekonomi. Dalam jangka pendek, hal ini kelihatannya akan menimbulkan benturan antar individu. Akan tetapi, secara bersamaan perilaku individu akan diarahkan oleh invisible hand yang membawa hasil optimal bagi masyarakat secara keseluruhan. Berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja, Adam Smith berpendapat bahwa prduktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan pembagian kerja dan spesialisasi.
          Pokok pemikiran pemikiran J.B Say dalam mazhab klasik adalah supply create its own demand. Asumsinya adalah bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Gagasan Saya nantinya bakal dijadikan titik tolak bagi Keynes untuk melakukan suatu revolusi dalamm pemikiran ekonomi dengan menyusun suatu kerangka analisis teoritis yang baru dan pola pendekatan yang berlainan terhadap masalah-masalah ekonomi masyarakat.
          David Ricardo mengembangkan teori yang mencakup dalam bukunya The principles of Political Economy and Taxation yaitu : teori tentang nilai dan harga barang, 2) teori tentang distribusi pendapatan yang disajikan dalam teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan teori laba, 3) teori tentang perdagangan internasional, serta 4) teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.
3. Mazhab sosialis
          Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Dalam hal sejarah pemikiran mengenai ekonomi sudah ada sejak zaman kuno. Misalnya yang terlihat dari deklarasi filsafat, baik yang berasal dari Plato, Aristoteles maupun Xenopon, tetapi dari catatan sejarah pemikiran yang teratur dan analistis, ekonomi baru lahir sekitar abad ke-17.
          Mazhab sosialis seperti dapat dikatakan lahir dan berkembang sebagai reaksi terhadap akibat buruk dari adanya revolusi industry. Revolusi industry memang membawa kemajuan dan banyak kekayaan , akan tetapi pada kenyataannya banyak dari rakyat terutama kaum buruh yang hidupnya tetap  miskin karena gaji buruh bukan hanya sangat rendah tetapi selalu ditekan.
Ada beberapa  faktor-faktor yang mendorong lahirnya mazhab Sosialisme:
1. Adanya revolusi Industri.
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh).
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih rasional terhadap kehidupanmanusia & masyarakatnya.
4.Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil revolusi Perancis.
B.Saran
            Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu demi pemahaman kita bersama, mari kita membaca dari buku-buku lain yang bisa menambah ilmu dan pengetahuan kita tentang sejarah pemikiran ekonomi konvensionaldan kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun, dari Dosen Pembimbing dan para pembaca agar untuk berikutnya makalah ini bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ø  http://himposep-unm.blogspot.com
Ø  catatanharianslimshaldy.blogspot.com



Comments