KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat Allah SWT.
yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “perkembangan teknologi islam” ini.
Tak lupa shalawat serta salam semoga
tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada para Sahabatnya,
keluarga, serta sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Makalah berjudul “perkembangan teknologi islam” ini kami buat untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Metodologi Studi Islam. Dan semoga selain
memenuhi tugas tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca
pada umumnya dan kami khususnya.
Kritik dan saran sangat kami
harapkan dalam upaya perbaikan kami dalam
membuat makalah. Karena sangat kami sadari pembuata
makalah ini sarat akan
kekurangan.
Tangerang, November 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................
1.3. Manfaat Penulisan
..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan teknologi di dunia islam ........................................
2.2. Sejarah penerapan teknologi dalam peradaban islam ....................
2.3. Perspektif islam terhadap teknologi ...............................................
2.4. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
.................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Dalam perkembangan teknologi, tidak terlepas dari
adanya perkembangan sains. Teknologi merupakan hasil karya dan cipta manusia.
Adapun yang menjadi tujuan dari penciptaan teknologi adalah supaya mempermudah
manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Perubahan kemajuan teknologi dari masa-kemasa
merupakan bukti nyata dari semakin majunya pemikiran manusia. Teknologi yang
ada sekarang,
sebetulnya sudah disinggung oleh teknologi zaman dahulu. Dengan
begitu maka ada teknologi zaman sekarang. Sebetulnya teknologi zaman sekarang
lahir akibat ketidakpuasan manusia akan teknologi masa lalu.Dalam pembahasan pelajaran sehari-hari, kebanyakan kita hanya mengetahui betapa canggihnya dunia barat, padahal kalau dikaji lebih dalam lagi, sebetulnya dunia islampun memiliki kejayaan yang bahkan lebih canggih dari dunia barat.
Kemajuan teknologi dunia islam tidak terlepas
dari pengaruh nabi-nabi yang pernah menjadi kahlifah di muka bumi ini. Bahkan
dalam Al-qur’an digambarkan sangat canggihnya teknologi zaman dahulu di Negara
islam.
1.2.
Perumusan
Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Perkembangan teknologi di dunia islam
2. Mengetahui Sejarah penerapan teknologi dalam peradaban islam
3. Mengetahui Perspektif islam terhadap teknologi
4. Dan untuk Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
1.3.
Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan tentang perkembangan
teknologi islam kepada para pembaca umumnya, dan semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan yang telah kita miliki khususnya tentang perkembangan-perkembangan
teknologi islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Perkembangan teknologi di dunia islam
A.
Teknologi Zaman Para Nabi
Pada zaman nabi-nabi, perkembangan
teknologi sebetulnya sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan banyaknyaa
kisah-kisah dalam al-qur’an tentang bagaimana kehidupan manusia zaman nabi. Hal
dilakukan nabi Adam ketika bertemu dengan siti hawa ialah bagaimana membangun
sebuah peradaban. Dalam sejarahnya, Nabi Adam Kebingungan dalam menemukan api
untuk memasak. Namun, dia mendapat wahyu, ketika batu digesekkan dengan batu
akan menghasilkan api. Ini merupakan sebuah teknologi.
Kita ambil contoh lain, pada zaman nabi Nuh, telah ada yang namanya kapal. Dalam sejarahnya, kapal ini berukuran raksasa, semua makhluk hidup yang patuh kepada nabi Nuh mampu ditampungnya. Hal ini menandakan betapa canggihnya teknologi yang ada di dunia islam.
Kita ambil contoh lain, pada zaman nabi Nuh, telah ada yang namanya kapal. Dalam sejarahnya, kapal ini berukuran raksasa, semua makhluk hidup yang patuh kepada nabi Nuh mampu ditampungnya. Hal ini menandakan betapa canggihnya teknologi yang ada di dunia islam.
Selain itu, kisah nabi musa yang
hidup di zaman Fir’aun. Di kerjaan fir’aun, ada yang namanya Piramid. Kalau
dilihat lebih jauh lagi, pembuatan pyramid bukanlah hal yang mudah. Tetapi,
harus menggunakan teknologi yang canggih. Masa ini adalah ketika perkembangan
kebudayaan Mesir Purba.
Sejak lebih dari 1.000 tahun SM, Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.
Pada tahun 571 M, lahirlah seorang Nabi, yaitu Muhammad SAW. Tepatnya pada taggal 12 Rabiul Awal tahun gajah. Mengapa dikatakan tahun gajah? Hal ini bertepatan dengan 20 April 571 yaang mana paada saat itu, Raja Abraham dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajah ingin menghnacurkan Ka’bah di Mekkah. Ka’bah merupakan sebuah teknologi yang diciptakan Nabi Ibrahim bersama Ismail.
Sejak lebih dari 1.000 tahun SM, Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.
Pada tahun 571 M, lahirlah seorang Nabi, yaitu Muhammad SAW. Tepatnya pada taggal 12 Rabiul Awal tahun gajah. Mengapa dikatakan tahun gajah? Hal ini bertepatan dengan 20 April 571 yaang mana paada saat itu, Raja Abraham dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajah ingin menghnacurkan Ka’bah di Mekkah. Ka’bah merupakan sebuah teknologi yang diciptakan Nabi Ibrahim bersama Ismail.
Pada saat nabi menerima wahyu, dan
para penghapal Al-qur’an banyak yang meninggal dalam peperangan maka, Nabi
memerintahkan kepada orang-orang yang dipercayakan untuk menulis Al-qur’an dan
dijadikan sebuah kitab. Padahal, pada awalnya Al-qur’an ditulis di sembarang
tempat, maksudnya ada yang ditulis si pelepah kurma dan ada juga di
tulang-belulang.
Muhammad juga mendirikan mesjid sebagai tempat peribadatan umat islam.
Muhammad juga mendirikan mesjid sebagai tempat peribadatan umat islam.
B. Teknologi
Dunia Islam Modern
Pada saat sekarang ini, dunia islam sudah banyak menciptakan teknologi yang canggih. Mereka sudah mampu memanfaatkan nuklir sebagai sumber energy. Selain itu, tidak mau kalah dengan dunia barat, dunia islam juga mampu menciptakan pesawat terbang yang canggih.
Di lihat dari teknologi perang, dunia islam juga sangat canggih. Ini merupakan penyempurnaan dari teknologi masa lampau.
Pada saat sekarang ini, dunia islam sudah banyak menciptakan teknologi yang canggih. Mereka sudah mampu memanfaatkan nuklir sebagai sumber energy. Selain itu, tidak mau kalah dengan dunia barat, dunia islam juga mampu menciptakan pesawat terbang yang canggih.
Di lihat dari teknologi perang, dunia islam juga sangat canggih. Ini merupakan penyempurnaan dari teknologi masa lampau.
2.2. Sejarah
penerapan teknologi dalam peradaban islam
Di era
keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu-ilmu yang
bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu optik,
ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan
pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, ilmu jembatan, ilmu tentang
mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air
tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam
menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan
terhormat. Mereka diberi gelar muhandis. Banyak di
antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang juga merangkap sebagai rekayasawan.
Al-Kindi,
misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan dan ahli metalurgi adalah
seorang rekayasawan. Selain itu, al-Razi juga yang populer sebagai
seorang ahli kimia juga berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur
sebagai seorang astronom dan fisikawan juga seorang rekayasawan.
Selain itu,
peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang jam, ilmu
tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial. Menurut
al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu
matematika, bukan satu-satunya subyek teknologis yang dikelompokkan sebagai
sains. Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan
praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis
berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,” ungkap Ahmad Y al-Hassan dan
Donald R Hill dalamIslamic Technology: An Illustrated History. Sejumlah
kitab dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah
mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu
dapat dilihat dalam sederet buku atau kitab karya cendikiawan Muslim,
seperti; Mafatih al-Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa
al-Ulum (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab
al-Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku
lainnya.
Para
rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang
teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi,
hingga gedung pencakar langit. Sejarah membuktikan, di era keemasannya,
peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendung
jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan
mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.
Bendung
jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan
masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan
juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim
pada masa itu tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu,
di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun bendungan
pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau
mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur
Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu,
bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia
Islam.
Pencapaian
lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik sipil
adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama
kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa
kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim
yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.
Selain
dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal
sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu
menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum
pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.
2.3. Perspektif islam terhadap teknologi
Peradaban Islam
sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam memandang
teknologi. Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan menganggap
teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah. Fakta itu
terungkap berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat di era modern
terhadap sejarah sains di Abad Pertengahan.
Demikian
pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf.
Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah
termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama
ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang
hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti
mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam
bukanlah agma yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di
sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” .
Kemajuan
teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih seperti Radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan
barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap
orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak
bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak
manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media
informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa
saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan operasionalnya. Adakalanya
menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia
menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Kemajuan
teknologi dalam dunia kedokteran juga patut untuk kita apresisai secara kritis;
proses cloning (bayi tabung) misalnya, telah mendapat tanggapan beragam dari
para ulama; Sebagian kelompok
agamawan menolak fertilisasi in vitro pada manusia karena
mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut sama artinya mempermainkan Tuhan yang
merupakan Sang Pencipta. Juga banyak kalangan menganggap bahwa pengklonan
manusia secara utuh tidak bisa dilakukan sebab ini dapat dianggap sebagai
“intervensi” karya Ilahi.
Sebaliknya, Sheikh Mohammad Hussein Fadlallah, seorang pemandu spiritual
muslim fundamentalis dari Lebanon berpendapat, adalah salah jika menganggap
kloning adalah suatu intervensi karya Ilahi. Peneliti dianggapnya tidak
menciptakan sesuatu yang baru. Mereka hanya menemukan suatu hukum yang
baru bagi ormanisme, sama seperti ketika mereka menemukan fertilisasi in vitro
dan transplantasi organ.
Professor Abdulaziz Sachedina dari Universitas Virginia mengemukakan bahwa
Allah adalah kreator terbaik. Manusia dapat saja melakukan intervensi
dalam pekerjaan alami, termasuk pada awal perkembangan embrio untuk meningkatkan
kesehatan atau embrio splitting untuk meningkatkan peluang terjadinya
kehamilan, namun perlu diingat, Allahlah Sang pemberi hidup (Sachedina, 2001).
Di sinilah
Islam sebagai agama paripurna yang mampu memberikan petunjuk bagi manusia. Ini
semua tidak lepas dari karakter agama Islam sebagai rahmatan lil
‘alamin. Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat
Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan
pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa serta
tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam
iptek, yaitu
aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi
oleh kaum muslimin saat ini.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat
Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam
segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu
pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,
mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya
Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat
Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam
segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu
pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,
mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya
Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini
tentu perlu perubahan
fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang
ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan
paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia.
fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang
ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan
paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama,
bahwa ketika Aqidah Islam
dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber
dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus
distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan
tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber
dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus
distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan
tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teknologi dunia islam sudah berkembang dari manusia pertama dan
terus mengalami penyempurnaan di dari zaman ke zaman. Kemajuan teknologi pada
zaman sekarang sangat erat kaitannya dengan teknologi masa lampau.
Peradaban
modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun
dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah
sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna
meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak
dinikmati oleh masyarakat luas dgn cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh
para raja dahulu kala.
Namun seiring dengan upaya meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini.
Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan
syahwat lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan
menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu
dicari untuk menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan
keadilan seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan
berlandaskan pada kaidah moral Islam?
Ada banyak tantangan yang harus kita jawab dengan
pemikiran yang berwawasan jauh ke depan. Namun terlepas dari problema dan
kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam
harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun
perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus westernisasi dan sekularisasi terus-menerus
menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk
membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup
tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk
menegakkan nilai-nilai Islam.[] Wallahu ‘alam bisshowab.
Dari penjabaran diatas, dapat kita simpulkan bahwa teknologi muncul
di dunia islam dan berkembang di dunia islam.
membantu
ReplyDeleteterima kasih :)