SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ISLAM

PENGERTIAN TEOLOGI / ILMU KALAM

Secara harfiah/etimologi, teologi berasal dari bahasa Inggris: theo berarti Tuhan, logos berarti pengetahuan.
Secara istilah/terminologi teologi berarti pembahasan tentang suatu ilmu yang membicarakan bagaimana Tuhan berhubungan dengan manusia dan alam.
Istilah lain dari teologi adalah Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqaid, dan Ilmu Kalam atau Filsafat Islam. Bagaimana Sejarah lahirnya Filsafat Islam ?

Pembahasan Pokok dalam Teolgi Islam
1. Akal dan wahyu
2. Fungsi wahyu
3. Perbuatan manusia (free will and Predestination)
4. Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan
5. Keadilan Tuhan
6. Perbuatan-perbuatan Tuhan
7. Sifat-Sifat Tuhan
8. Konsep Iman dan Kafir

LAHIRNYA TEOLOGI ISLAM / ILMU KALAM
Setelah Nabi wafat, muncul persoalan: Siapa dan golongan mana pengganti Nabi sebagai kepala Negara dan agama? Al-Qur’an dan Hadis Nabi tidak menyebut secara tegas siapa pengganti beliau.

Terpilihnya secara musyawarah (demokrasi) Abu Bakar dan selanjutnya Umar ibn Khattab sebagai khalifah I dan II, roda pemerintahan berjalan dengan baik.

Persoalan muncul setelah 6 tahun Khalifah Usman ibn Affan mengambil kebijakan penggantian beberapa penjabat secara nepotisme. Kebijakan ini melahirkan pihak oposisi dan demontrasi penolakan atas kebijakan Usman yang berakhir dengan pembunuhan terhadap Usman ibn Affan.

Ali ibn Thalib menjadi khalifah baru, tapi pengangkatannya tidak disetujui oleh sebagian golongan. Timbul berbagai oposisi yang berakhir dengan perang. Penolakan pertama ini berakhir dengan Perang Jamal di tahun 656 M dan Perang Siffin.

Perang Jamal terjadi akibat penolakan Ali sebagai khalifah dari Mekah yang diotori oleh Thalhah dan Zubeir yang didukung oleh `Aisyah


Perang Siffein terjadi antara pihak Ali dengan gubernur Damaskus Mu`awiyah bin Abi Sofyan

Ketika tentara Ali akan memenangkan perang, terjadi perdamaian (tahkim/arbitrase) di antara kedua belah pihak, namun atas kelicikan politik pihak Muawiyah Ali terkalahkan.
Sikap Ali yang menerima tahkim, menimbulkan perpecahan dalam barisan Ali. Sebagian memisahkan diri dari Ali, dikenal sebagai kelompok al-Khawarij.

Kaum Khawarij menganggap Ali, Muawiyah, dan lainnya telah keluar dari Islam, karena tidak menetapkan hukum berdasarkan Islam (La hukma illa Lillah). Karena itu, mereka digolongkan kedalam status kafir, tidak lagi mukmin (Al-Maidah ayat 44).

Persoalan siapa yang kafir dan mukmin meluas kepada persoalan teologis (seperti masalah pelaku dosa besar/murtakib al-Kabair. Yang akhirnya dikenal dengan masalah teologi (kalam) dalam sejarah Islam.

Aliran-Aliran Dalam Teologi Islam

Pada awalnya
Aliran Khawarij
Aliran Murji’ah
Aliran Muktazilah

Belakangan muncul:
Jabariyah dan Qadariyah
Asy’ariah dan Al-Maturidiah
Salafiyah

Pemikiran Teologis

a. Khawarij
Menurut mereka Iman bukan sekedar pengakuan hati, tetapi amal pun merupakan unsur iman. Pelaku dosa besar itu tidak mukmin lagi, tetapi telah menjadi kafir, sekali pun ia masih tetap percaya keesaan Allah. Mereka tempatnya di neraka dan mereka halal di perangi

b. Murji’ah
Seseorang tidak kafir karena melakukan dosa besar, karena ia tetap mengakui dalam hati keesaan Allah dan Muhammad sebagai rasul. Orang yang pernah berdosa besar masih punya harap masuk sorga kalau dia bertaubat

c. Muktazilah
Iman bukan sekedar tasdiq, tetapi juga amal. Oleh karena itu, seseorang yang tidak mengerjakan kewajiban-kewajibannya kepada Tuhan dan melanggar larangan-Nya tidak dapat dikatakan mukmin dan tidak juga kafir, tetapi berada pada posisi menengah (al-manzilah baina al-manzilatain). Tidak mukmin karena ia telah melakukan dosa besar, karena imannya tidak sempurna; tidak pula kafir karena ia masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad. Mereka ini disebut fasiq, dan di akhirat nanti tempat mereka di neraka yang ringan

d. Asy’ariah
Penuturan dengan lidah bukan bagian dari hakikat iman. Seseorang yang berdosa besar itu tetap mukmin karena iman tetap berada dalam hatinya (tasdiq).

e. Maturidiah
Iman dengan hati dan lisan merupakan rukun iman. Pelaku dosa besar itu tetap mukmin. Soal dosa besar ditentukan Allah di akhirat.

f. Jabariyah:
Semua perbuatan manusia telah diciptaan oleh Tuhan, dan manusia dalam keadaan terpaksa atau tidak melaksanakannya, termasuk perbatan berimanan dan kufur. Karena itu perbuatan dosa besar terantung kepada Allah, jika dimaafkan ia masuk sorga dan jikalau tidak masuk neraka

g. Qadariyah:
Semua perbuatan manusia adaah pilihan bebasnya atas penggunaan daya dan potensi yang diberikan oleh Allah kepadanya, karena itu perbuatan dosa besar adalah perbuatan yang diciptakan sendiri.


FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA FILSAFAT ISLAM

Kontak dunia Islam dengan peradaban Yunani.
Internasionalisasi imperium Sassaniyah.
Transfer pengetahuan yang pesat pada masa Abbasiyah, terutama masa Al-Ma’mun dan Harun al-Rasyid.
Konversi agama dari kalangan Kristiani ke Islam
Migrasi orang-orang Kristiani ke dunia Muslim
Relasi filsafat dengan perkembangan ilmu-ilmu sains, sehingga mendorong Muslim untuk mempelajari filsafat Yunani/Helenistik

Kaitan antara Filsafat, Qur’an dan Hadist

Qur’an dan Hadis menjadi sumber inspirasi bagi filosuf Islam dalam mengembangkan kajiannya.
Para filosuf Muslim dalam argumentasinya selalu menggunakan konsep-konsep filosofis yang tertera dalam Qur’an dan Hadis. Contoh:
konsep al-haqiqah (kebenaran) sesuai dengan salah satu nama Tuhan al-Haqq (Yang Benar).
Konsep al-hikmah (Q.S. Ali-Imran (3): 48, 81).
“Dan Allah mengajarkan kepadanya Kitab dan kebijaksanaan (al-hikmah).”
Konsep tentang penciptaan, tentang roh dan eskatologi bersumber dari al-Qur’an dan Hadis.


PERBEDAAN FILSAFAT YUNANI DAN FILSAFAT ISLAM

Filsafat Islam berlandaskan Qur’an, Hadits dan keimanan, semenatara Filsafat Yunani mengandalkan rasio semata.
Filosof Muslim menolak pemikiran filsafat Yunani, kecuali tidak bertentangan dengan ajaran pokok Islam.
Filosof mengembangkan pemikiran filsafat Yunani sedemikian rupa sehingga tersedia ruang bagi tampilnya kebenaran azasi dalam Islam. Contoh:
• Filsafat Yunani: Tuhan adalah penggerak pertama bagi alam atau penggerak yang tidak bergerak, filsafat Islam: Tuhan adalah pencipta alam semesta.
• Filsafat Yunani: Tuhan adalah wujud yang hanya mengetahui diri-Nya, filsafat Islam: Tuhan mengetahui diri-Nya dan seluruh ciptaan-Nya.

PARA FILOSOF ISLAM AWAL DI TIMUR

Al-Kindi (796-873 M)
Ia terkenal dengan filsafatnya tentang al-Haq al-Awwal, sebagai ahli epistimologi, etika, kimia, fisika, kedokteran, astronomi, aljabar, musik, geometri dan kedokteran

Al-Farabi (872-950 M)
Ia terkenal dengan teori emanasi, (pancaran/faidh), ahli dalam filsafat sosial/politik, logika, epistimologi, psikologi, teori kenabian

Zakariyya al-Razi (864-925 M)
Ia terkenal dgn filsafat 5 hal yang kekal (Tuhan, Jiwa universal, Materi pertama, ruang mutlak dan waktu mutlak, ahli kimia,

Ikhwan al-Safa (paruh kedua abad ke 4 M), ahli matematia, fisika, logika astronomi, psikologi, filsafat politik

Ibnu Sina (980-1036 M)
ahli kedokteran, fisika, psikologi, logika, teori kebahagiaan dan kenabiaan.

Ibnu Miskawih ( 1030 M)
ahli filsafar wujud, Psikologi, Moral/kebahagiaan, filsafat sosial/politik dan teori evolusi

Al-Gazali (1059- 1111 M)
Ahli Tsawuf, teologi, logika

Ibn Masarrah (883-931 M)
Ibn Bajjah (w. 1138 M), ahli filsafat moral dn psikologi
Ibn Thufail (1106-1185 M), ahli epistimologi dan tasawuf
Ibnu Rusyd (1126-1198 M), ahli logika, fisika, epistimologi, fiqh
Ibnu Sab’in (1217-1270 M)
Ibnu Khaldun (1332-1406 M), ahli filsaft sosial dan sejarah

MASALAH – MASALAH FILSAFAT DALAM ISLAM

 Masalah Ketuhanan
 Hubungan filsafat dengan agama
 Tentang teori penciptaan
 Jiwa (roh)
 Wahyu dan Kenabian
 Eskatologi

SIGNIFIKANSI TEOLOGI TERHADAP PERILAKU UMAT
 Untuk memahami keragaman pemikiran dalam Islam
 Perbedaan pendapat seharusnya tidak menimbulkan konflik dan perpecahan
 Kepentingan politik seringkali mengalahkan ikatan persaudaraan berdasarkan iman

Teologi Islam dan Isu-isu kontemporer

 Teologi Islam Tentang Pembebasan : ketertindasan, kemiskinan dan ketimpangan sosial (Surat al-Ma`un:1-7)
 Teologi Islam Tentang masalah Transpormasi sosial
 Teologi Islam tentang Etos Kerja (al-`Ashar 1-3,
 Teologi Islam dan Lingkungan (al-Mulk 15, al-Qashash : 77, al-Rum: 41)
 Teologi Islam tentang Gender (Kesetaraan)
 Teologi Islam tentang Tata Masyarakat dunia (al-Baqarah : 213)
















from : http://pagenjahan.blogspot.com

Comments